Banjir di Palasa, BPBD Parigi Moutong: Ratusan KK Masih Terisolir

oleh -20 Dilihat
oleh
Kondisi Desa Bambasiang pasca dilanda bencana alam banjir bandang, Ahad (16/3/2025). Foto: Dok. Pusdalops BPBD Parigi Moutong

PARIMO, KONTEKS SULAWESI Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Amirudin menyebut, sebanyak 600 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak banjir bandang di Desa Bambasiang, Kecamatan Palasa, masih terisolir.

Amirudin mengatakan, terisolirnya ratusan KK tersebut diakibatkan akses jalan terputus pasca diterjang banjir bandang sekira pukul 23.00 WITA, pada Kamis (13/3/2025).

“Hingga saat ini masyarakat maupun relawan yang mendistribusikan bantuan ke Desa Bambasiang, masih menggunakan jalan alternatif, yaitu melewati sisi pengunungan dengan berjalan kaki,” kata Amirudin melalui telepon, Ahad (16/3/2025) malam.

Dia menuturkan, adapun jumlah jiwa dari 600 KK yang terisolir tersebut masih dalam tahap pendataan. Ia juga menjelaskan, terkait perbaikan akses jalan terputus itu sementara dikerjakan oleh Dinas Binamarga Provinsi Sulawesi Tengah.

“Sesuai pembagian tugas di rapat bersama pada Sabtu, yang menangani akses jalan terputus ialah Dinas Binamarga Provinsi. Saat ini alat berat mereka sudah mulai bekerja,” ujarnya.

Sebelumnya, Amirudin menerangkan, berdasarkan hasil assesmen sementara serta koordinasi yang dilakukan pihaknya bersama dengan aparat desa, khususnya di Kecamatan Palasa pada Sabtu (15/3/2025), terdapat sebanyak 673 KK terdampak banjir.

Masing-masing terdiri dari Desa Ogoansam 67 KK dengan total ±370 jiwa, Desa Bambasiang 600 KK, dan Desa Ulatan 6 KK atau 23 jiwa. Sedangkan yang terdampak banjir khusus Kecamatan Tomini, sebanyak 183 KK.

“Adapun rincian dari jumlah KK yang terdampak banjir di Kecamatan Tomini, yaitu Desa Tomini Barat 167 KK (±482 jiwa), Desa Tomini Utara 5 KK (19 jiwa), dan Desa Tomini 11 KK (42 jiwa). Allhamdulilah, dalam peristiwa ini tidak ada menelan korban jiwa,” sebutnya.

Amirudin juga menyebut, untuk data sementara terkait rumah rusak dan fasilitas umum di Kecamatan Palasa, terdiri dari Desa Ogoansam sebanyak 3 unit rumah hanyut dan 5 diantaranya rusak ringan. Kemudian, 1 unit jembatan putus dan ±500 meter jalan putus.

Sedangkan, di Desa Bambasiang sebanyak 5 unit rumah hanyut, 1 unit plat deker putus, serta ±100 meter jalan putus.

“Sesuai hasil pendataan sementara di lapangan, kami belum menemukan adanya rumah rusak maupun fasilitas umum lainnya di Kecamatan Tomini,” tuturnya.

Dia menerangkan, bahwa saat ini Pemerintah Daerah Parigi Moutong, telah menetapkan status Tanggap Darurat untuk bencana banjir bandang yang melanda enam desa di dua kecamatan tersebut. Tanggap darurat itu, dimulai sejak 14 hingga 27 Maret 2025.

Amirudin pun menerangkan, adapun kebutuhan mendesak bagi para korban banjir di Kecamatan Palasa dan Tomini, diantaranya logistik, makanan siap saji, serta tenda pengungsi.

“Sampai hari ini, seluruh warga Desa Ogoansam yang terdampak itu berada ditempat pengungsian, baik di posko induk maupun dirumah kerabat,” imbuhnya.

Ketika ditanyakan terkait pendistribusian logistik dari Pemerintah Daerah Parigi Moutong kepada para korban banjir, Amirudin mengatakan, hal itu rencananya akan disalurkan secara simbolis oleh Pj. Bupati Richard Arnaldo Djanggola, pada Senin (17/3/2025).

Bantuan tersebut, ungkapnya, masih difokuskan untuk dua desa yang terdampak parah, yaitu Desa Bambasiang dan Ogoansam.

“Logistik yang akan disalurkan di Desa Bambasiang dan Ogoansam, diantaranya selimut, perlengkapan bayi berupa Hygiene Kit dan Family Kit, termasuk air minum serta makanan instan. Untuk bantuan perlengkapan mendesak lainnya, pengadaannya masih dalam tahap rencana melalui anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT). Ini sesuai data yang kami peroleh termasuk kebutuhan kelompok rentan, baik itu di Kecamatan Palasa maupun Tomini,” pungkasnya.

Laporan : Abdul Farid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *