PARIMO, KONTEKS SULAWESI – Inovasi layanan digital kini diterapkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko Parigi, Kabupaten Parigi Moutong. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Anuntaloko, dr. Revy JN Tilaar, mengungkapkan bahwa pihaknya telah meluncurkan aplikasi pelayanan kesehatan berbasis data biometric dengan nama Reservasi RSUD Anuntaloko, guna menjawab tantangan pelayanan dan mencegah penyalahgunaan kartu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
“Pasien yang ingin mendaftar cukup lewat aplikasi. Tapi syaratnya, harus sudah pernah terekam karena kami gunakan retina dan sidik jari. Jadi, hanya pemilik asli yang bisa pakai kartunya,” ujar dr. Revy saat ditemui, Rabu (7/5/2025).
Ia mencontohkan, pernah terjadi kasus serius di Parigi Moutong akibat peminjaman kartu BPJS.
“Seseorang meminjamkan kartunya kepada orang lain untuk berobat. Sayangnya, orang yang meminjamkan itu masih hidup, sementara peminjamnya meninggal. Karena tercatat meninggal, kartu BPJS-nya langsung dinonaktifkan dan tak ditanggung negara lagi,” jelasnya.
Aplikasi milik RSUD Anuntaloko juga menyediakan fitur pemilihan dokter spesialis serta jadwal kunjungan. Menurut dr. Revy, layanan ini telah berjalan sejak November 2024, namun masih butuh adaptasi dari tenaga medis.
“Banyak tenaga kesehatan yang masih ragu menggunakan aplikasi. Tapi lewat sistem ini, kita bisa tahu dokter hadir atau tidak, dan pasien tidak perlu datang jika jadwal belum waktunya,” tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa melalui program Berani Sehat, masyarakat kini lebih yakin berobat ke Rumah Sakit karena adanya jaminan pelayanan.
“Kami pun tak takut lagi melayani pasien meski obat belum dibayar, karena sekarang sudah ada jaminan. Kalau dulu tidak ada jaminan, kami dilempar ke Bantuan Sosial (Bansos), tapi Bansos juga tidak mau,” tegasnya.
Digitalisasi ini menjadi langkah maju RSUD Anuntaloko dalam meningkatkan kepercayaan publik dan efisiensi pelayanan kesehatan di Parigi Moutong.
Laporan : Tommy Noho