PARIMO, KONTEKS SULAWESI – Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Nur Srikandi Puja Passau, menyuarakan harapan besar agar unit Pemadam Kebakaran (Damkar) di daerahnya bisa berdiri sebagai dinas mandiri. Menurutnya, pemisahan struktur kelembagaan tersebut penting demi efektivitas pelaksanaan tugas dan optimalisasi pelayanan publik.
“Selama masih melekat dalam satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dengan dua tugas berbeda, itu akan sulit. Pembagian tugas dan porsi anggaran kerap kali tidak seimbang. Padahal, kita tahu sendiri kondisi geografis Parimo cukup luas dan menantang. Kalau tidak bisa berdiri sendiri, minimal dibentuk pos-pos pelayanan terpadu per zona,” ujarnya kepada media ini di Parigi, Kamis (8/5/2025).
Nur Srikandi berharap, di bawah kepemimpinan Bupati Parimo yang baru terpilih, perhatian terhadap pelayanan Damkar bisa menjadi prioritas dalam agenda pembangunan daerah. Ia menekankan pentingnya pemerataan layanan Damkar, tidak hanya terfokus di wilayah ibu kota kabupaten.
“Pelayanan pemadam kebakaran itu harus merata. Jangan hanya di kota. Masyarakat di kecamatan-kecamatan juga punya hak yang sama untuk dilindungi dari bencana kebakaran,” tegasnya.
Saat ini, Damkar Parimo hanya memiliki empat unit armada, dengan tambahan satu unit baru yang dibeli tahun lalu. Tiga unit lainnya merupakan kendaraan lama, salah satunya hibah dari Kabupaten Donggala, dengan pembelian terakhir tercatat pada 2012. Kondisi ini membuat pelayanan pemadaman di daerah-daerah terpencil menjadi tidak maksimal.
“Dengan wilayah yang begitu panjang, empat armada jelas sangat minim. Kita kesulitan menjangkau semua titik rawan secara cepat,” tambahnya.
Sebagai solusi jangka menengah, Damkar Parimo telah menyusun rencana strategis berbasis zonasi. Wilayah kabupaten dipetakan menjadi enam zona pelayanan, dengan harapan masing-masing zona memiliki minimal satu unit pos pembantu dan satu unit armada Damkar berkapasitas 5.000 liter.
“Saat ini, pos pembantu sudah terbentuk di Kecamatan Torue, tepatnya di Desa Tolai. Wilayah itu memang kerap terjadi kebakaran, terutama di area pasar yang padat penduduk. Makanya, selain mobil Damkar, kami siapkan juga triseda untuk mobilitas cepat di gang sempit,” jelasnya.
Pos Damkar Torue telah berjalan sejak awal tahun lalu, menjadi pilot project untuk pengembangan pos-pos serupa di zona lainnya.
Laporan: Andi Riskan