Panen Untung, Warga Siniu Raup Cuan dari Bibit Sayur Bantuan Pemkab Parimo

oleh -3418 Dilihat
oleh
Sarlian, warga Desa Siniu, Kecamatan Siniu, Kabupaten Parigi Moutong, berdiri di antara tanaman terung hasil bantuan bibit dari Dinas Ketahanan Pangan Parimo. Program ini telah memberinya penghasilan tambahan setelah panen. (Foto: Tommy Noho/Konteks Sulawesi)

PARIMO, KONTEKS SULAWESI — Program bantuan bibit sayuran dari Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah memberi dampak nyata bagi warga Desa Siniu, Kecamatan Siniu. Bantuan yang disalurkan awal 2025 berupa bibit tomat, cabai (rica), terung, hingga alat pertanian seperti kultivator, kini telah menjadi sumber penghasilan tambahan bagi warga.

Salah satu penerima bantuan, Sarlian, mengaku sudah merasakan langsung manfaat dari program tersebut. Tanaman yang ditanam sejak awal tahun kini telah dipanen dan dijual di pasar lokal.

“Alhamdulillah, hasilnya sudah kami nikmati. Bisa dijual untuk menambah pemasukan keluarga. Sangat membantu di tengah naik-turunnya harga kebutuhan pokok,” ungkap Sarlian saat ditemui di kebunnya, Kamis (15/5/2025).

Meski bersyukur, Sarlian menyampaikan harapannya agar ke depan program ini dilengkapi dengan pelatihan teknis pembibitan. Ia menilai warga perlu dibekali keterampilan agar tidak terus bergantung pada bantuan pemerintah.

“Kalau ada pelatihan soal pembibitan, itu bagus sekali. Jadi kami bisa mandiri untuk musim tanam berikutnya,” ujarnya penuh harap.

Kepala Bidang Distribusi dan Cadangan Pangan, Dinas Ketahanan Pangan Parigi Moutong, Rahmatia, SP, membenarkan bahwa pada tahun 2025 pihaknya telah menyalurkan 3.000 pohon bibit cabai, 2.000 pohon tomat, dan 1.000 pohon terung ke enam kecamatan, termasuk Siniu.

“Program ini memang rutin dilakukan untuk meningkatkan ketahanan pangan keluarga. Dampaknya cukup baik, karena warga mulai produktif memanfaatkan lahan pekarangan,” kata Rahmatia.

Namun, Rahmatia tak menampik masih ada tantangan, terutama dari sisi efisiensi anggaran dan kurangnya SDM untuk mendukung keberlanjutan program.

 “Kami menyadari bantuan saja tidak cukup. Ke depan pelatihan pembibitan harus menjadi prioritas, supaya masyarakat tidak hanya panen sekali tapi bisa terus menanam,” tegasnya.

Ia pun berharap dukungan pemerintah daerah untuk memperkuat program ini sejalan dengan agenda nasional dalam menciptakan ketahanan pangan berbasis keluarga.

Laporan: Tommy Noho

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *