PARIMO, KONTEKS SULAWESI – Suasana malam yang lengang dimanfaatkan sebagai jalur sunyi bagi alat berat jenis ekskavator untuk melintas menuju lokasi yang diduga sebagai tambang emas ilegal di Desa Sipayo, Kecamatan Sidoan, Kabupaten Parigi Moutong (Parimo), Sulawesi Tengah.
Seorang warga Desa Sigenti, Kecamatan Tinombo Selatan, mengungkapkan bahwa ekskavator berwarna hijau itu terlihat melintas saat larut malam. Alat berat tersebut disebut bergerak dari perempatan jalan menuju Desa Sigega, yang dikenal sebagai salah satu jalur strategis menuju lokasi pertambangan tanpa izin (PETI) di Desa Sipayo.
“Itu bukan kali pertama kami melihat alat seperti itu lewat di malam hari. Jalur ini memang sering dipakai kalau mereka mau naik ke atas lokasi tambang,” ungkap warga yang tidak ingin namanya disebutkan, Minggu malam (3/8/2025).
Menurut warga tersebut, aktivitas lalu lintas alat berat pada malam hari memunculkan kekhawatiran besar bagi masyarakat setempat. Salah satu dampak yang dikhawatirkan adalah kerusakan pada lahan perkebunan cengkeh milik warga yang dilintasi jalur alat berat tersebut.
“Kami takut kalau nanti ada operasi besar-besaran, tanaman kami bisa rusak. Belum lagi dampaknya ke lingkungan yang bisa sampai ke wilayah kabupaten lain seperti Donggala,” tambahnya.
Selain kerusakan kebun, warga juga mengkhawatirkan potensi bencana ekologis akibat aktivitas tambang ilegal di kawasan pegunungan yang rentan longsor dan mencemari aliran sungai.
“Ini bukan hanya soal tambang. Ini soal keselamatan warga dan keberlangsungan lingkungan hidup kami,” pungkasnya.
Laporan: Tommy Noho