GORONTALO, KONTEKS SULAWESI — Peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-97 di Gorontalo menjadi panggung kolaborasi besar bagi generasi muda dari berbagai daerah. Forum Koordinasi Pemuda (FKP) Gorontalo sukses menggelar kegiatan yang melibatkan 53 organisasi ekstra, intra kampus, dan komunitas kepemudaan, termasuk Kesatuan Pelajar Mahasiswa Indonesia Parigi Moutong (KPMIPM), pada Selasa, 28 Oktober 2025.
Acara ini bukan sekadar seremoni, tetapi momentum konsolidasi antarorganisasi yang berkomitmen memperkuat solidaritas dan memperjuangkan peran pemuda dalam pembangunan bangsa, terutama di tingkat daerah. Di tengah semangat itu, KPMIPM tampil lantang menyuarakan harapan dan cita-cita pemuda Parigi Moutong untuk membawa perubahan nyata di tanah kelahiran mereka.
“Pemuda Parigi Moutong harus bangkit dan bersatu dalam semangat perjuangan yang konstruktif. KPMIPM hadir untuk memastikan suara daerah tidak tenggelam di antara arus kepentingan politik,” ujar Bayu, Ketua Paguyuban Parimo KPMIPM yang juga mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Gorontalo (UNUGO).
Bayu menegaskan bahwa peringatan Sumpah Pemuda bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan refleksi penting bagi pemuda untuk memperkuat peran mereka sebagai agen perubahan sosial dan pengawas kebijakan publik. Ia menekankan pentingnya membangun kesadaran kritis di kalangan mahasiswa agar tidak apatis terhadap persoalan di daerahnya.
“Kami membawa semangat perlawanan terhadap ketimpangan sekaligus harapan bagi masa depan Parigi Moutong,” tambahnya.
Dalam forum tersebut, para perwakilan organisasi pemuda menyampaikan pandangan kritis terhadap kondisi sosial dan pemerintahan di daerah masing-masing. Bagi KPMIPM, isu keterbelakangan pembangunan dan lemahnya perhatian terhadap generasi muda di Parigi Moutong menjadi sorotan utama yang harus segera diatasi.
KPMIPM menilai, pemuda tidak boleh hanya dijadikan pelengkap kegiatan seremonial, melainkan harus ditempatkan sebagai mitra strategis dalam perumusan kebijakan publik dan pengawasan kinerja pemerintah daerah.
“Sudah saatnya pemuda Parigi Moutong mengambil peran nyata. Kita tidak bisa terus diam melihat potensi daerah yang belum tergarap maksimal,” kata salah satu kader KPMIPM.
Melalui momentum ini, FKP Gorontalo bersama KPMIPM dan seluruh organisasi yang tergabung menyerukan pentingnya membangun solidaritas lintas daerah agar semangat Sumpah Pemuda benar-benar menjadi energi kebangsaan yang membebaskan dan memajukan daerah.
KPMIPM menegaskan komitmennya untuk terus mengawal kepentingan masyarakat Parigi Moutong melalui gerakan intelektual, sosial, dan advokasi kebijakan publik yang berkelanjutan.
“Kami tidak hanya berbicara, tapi siap bertindak. Sumpah Pemuda bagi kami adalah janji perjuangan untuk daerah, bangsa, dan rakyat,” pungkas Bayu.
Laporan: Rizky Noho




 
 
													



