PALU, KONTEKS SULAWESI – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Tengah (Sulteng), Simon Sapary menyampaikan pertumbuhan ekonomi Sulteng mengalami peningkatan pada triwulan III 2024 sebesar 9,08 persen (y-on-y) yang ditopang oleh aktivitas ekspor luar negeri.
Angka tersebut menjadikan Provinsi Sulteng menduduki urutan kedua pada kawasan Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua (Kasulampua), dibawah Papua Barat yang tumbuh sebesar 19,56 persen.
“Dibandingkan triwulan II 2024, ekonomi Sulteng pada triwulan III 2024 tumbuh sebesar 5,73 persen (q-to-q), polanya memiliki kemiripan dengan tahun sebelumnya, atau pola musiman,” ungkap Simon pada kegiatan Berita Resmi Statistik terkait Keadaan Ketenagakerjaan Agustus 2024 dan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2024, di Ruang Telecoference BPS Sulteng, Selasa (5/11).
Dia juga menjelaskan, bahwa laju pertumbuhan perekonomian secara years-on-years, ekonomi Sulawesi Tengah tumbuh positif sebesar 9,08 persen pada triwulan III 2024, melambat dibanding periode sebelumnya.
Sementara disisi lain, sepanjang periode Agustus 2023 hingga Agustus 2024 terjadi penyerapan tenaga kerja di wilayah Sulteng sebanyak 51,49 ribu orang.
“Sedangkan sepanjang periode Februari 2024 hingga Agustus 2024, terjadi penyerapan tenaga kerja sebanyak 73 ribu orang,” ujarnya.
Kemudian, lanjut Simon, penyerapan tenaga kerja menurut lapangan pekerjaan di Sulawesi Tengah, terbanyak dibidang pertanian yaitu mencapai 40,59 ribu orang.
Selain itu, dibidang perdagangan 15,15 ribu orang, bidang industri pengolahan 8,45 ribu orang dan administrasi pemerintahan sebanyak 7,18 ribu orang.
Simon juga memaparkan, jumlah pekerjaan utama penduduk Sulawesi Tengah dengan status sebagai buruh/karyawan/pegawai sebanyak 31,28 ribu orang. Kemudian, berusaha sendiri 24,19 ribu orang, pekerja keluarga 16,83 ribu orang, berusaha dibantu buruh tidak tetap 16,08 ribu orang, pekerja bebas di pertanian 4,96 ribu orang, pekerja bebas di non pertanian 3,38 ribu orang dan berusaha dibantu buruh tetap sebanyak 3,28 ribu orang.
“Proporsi penduduk yang bekerja pada kegiatan formal terus meningkat, utamanya didorong oleh meningkatnya pekerja dengan status buruh/pegawai/karyawan,” tuturnya.
Sebelumnya ia juga mengatakan, adapun lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah industri pengolahan yang didorong oleh volume ekspor industri nikel. Selain itu, administrasi pemerintahan yang didorong oleh pertumbuhan realisasi belanja pegawai serta pengadaan listrik dan gas yang didorong oleh peningkatan listrik yang dibangkitkan PLN.
“Untuk sumber pertumbuhan produk domestik regional bruto di Provisi Sulawesi Tengah, masih ditempati industri pengolahan dengan posisi teratas, kemudian disusul industri pertambangan dan penggalian. Sehingga pada triwulan III 2024 (y-on-y), industri pengolahan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 5,82 persen,” pungkasnya.
Laporan : Abdul Farid