Banjir Hanyutkan Cagar Budaya dan Empat Rumah di Parigi Moutong

oleh -270 Dilihat
oleh
Banjir Hanyutkan Cagar Budaya dan Empat Rumah di Parigi Moutong
Jembatan yang merupakan situs bersejarah peninggalan zaman penjajahan Kolonial Belanda, berkonstruksi kayu yang dibangun pada tahun 1936 di Desa Ogoansam, Kecamatan Palasa, hanyut diterjang banjir bandang sekira pukul 23.00 WITA, pada Kamis (13/3/2025). Foto: Istimewa

PARIMO, KONTEKS SULAWESI Banjir bandang kembali melanda wilayah Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Situs Cagar Budaya yang dikenal masyarakat dengan sebutan jembatan Belanda di Desa Ogoansam, Kecamatan Palasa, hanyut diterjang banjir bandang sekira pukul 23.00 WITA, pada Kamis (13/3/2025).

Sebelum meluluhlantahkan situs bersejarah peninggalan zaman penjajahan Kolonial Belanda, yang dibangun pada tahun 1936 tersebut, banjir juga merendam puluhan rumah warga di Desa Ogoansam. Selain itu, turut menghanyutkan empat unit rumah di Desa Bambasiang, Kecamatan Palasa.

Kepala Desa Ogoansam, Musrip Lihawa mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi, setelah hujan dengan intensitas yang cukup tinggi terus melanda wilayah Kecamatan Palasa, pada beberapa hari terakhir.

“Curah hujan dengan intensitas tinggi memicu air Sungai Palasa meluap ke pemukiman warga. Akibatnya, 50 rumah terendam banjir di Desa Ogoansam,” ujar Mursip, Kamis (13/3/2025).

Ia juga merinci, dari 50 rumah terdampak banjir, tiga diantaranya mengalami rusak berat. Sementara, sebanyak puluhan Kepala Keluarga (KK) terpaksa harus mengungsi ke rumah kerabatnya.

“Sejauh ini, informasi lapangan yang saya peroleh, tidak ada korban jiwa. Untuk kerugian yang dialami sejumlah warga di Desa Ogoansam, ditaksir mencapai ratusan juta rupiah,” ungkapnya.

Sementara, untuk Desa Bambasiang yang menjadi wilayah dari Kecamatan Palasa, juga mengalami hal yang sama. Fahriyadi selaku Kepala Urusan (Kaur) Desa Bambasiang mengatakan, berdasarkan data sementara yang dihimpun pihaknya, terdapat empat unit rumah warga hanyut diterjang banjir bandang.

“Informasi sementara, sebanyak empat rumah di Desa Bambasiang dinyatakan hanyut. Yakni, dua rumah di Dusun I dan dua lainnya di Dusun II,” sebutnya.

Ketika ditanyakan jumlah KK yang terdampak, Fahriyadi mengaku belum dapat memastikannya.

“Kami belum bisa memastikan jumlah KK terdampak maupun yang mengungsi. Hal itu dikarenakan, kondisi air saat ini masih setinggi dada orang dewasa,” pungkasnya.

Laporan : Abdul Farid

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *