PARIMO, KONTEKS SULAWESI – Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, kini menargetkan posisi strategis sebagai pemain utama dalam industri durian, baik di tingkat nasional maupun internasional. Berbagai upaya tersebut dilaksanakan melalui kerja sama yang erat antara Pemerintah Daerah, petani, organisasi, dan sektor swasta.
Bahkan untuk mewujudkan capaian itu, daerah ini juga menggagas berbagai inisiatif dalam mengembangkan durian sebagai komoditas unggulan, salah satunya membentuk Asosiasi Petani Durian Indonesia (Abdurin) di tingkat kabupaten. Pembentukan pengurus Apdurin tersebut, direncanakan berlangsung pada Senin, 13 Januari 2025.
Pj Bupati Parigi Moutong, Richard Arnaldo Djanggola, saat ditemui sejumlah wartawan mengatakan, menyambut hangat kehadiran Abdurin sebagai tonggak sejarah baru.
“Ini sebagai langkah maju kita bersama, olehnya kami sangat mendukung pembentukan Abdurin. Semoga upaya ini jadi awal yang baik untuk menjadikan Parigi Moutong pelopor durian di Sulawesi Tengah,” ujar Richard Arnaldo, Jumat (10/1/2025).
Dia mengungkapkan, dengan dukungan penuh dari Abdurin, tentunya Pemerintah Daerah optimis mampu mempromosikan durian lokal hingga ke pasar internasional, termasuk Thailand, Vietnam, dan Tiongkok.
Kata dia, salah satu target ambisius Parigi Moutong adalah ekspor langsung durian ke Tiongkok. Nantinya dalam waktu dekat ini, Bea Cukai Tiongkok akan melakukan inspeksi fasilitas dan dokumen ekspor.
“Jika semua persyaratan terpenuhi, ekspor langsung ini akan segera terlaksana,” katanya.
Sebagai upaya mendukung program ini, tutur Richard, pemerintah telah menyiapkan berbagai fasilitas, termasuk alat pembeku modern di rumah pengemasan (packing house), guna memenuhi standar internasional. Kolaborasi antara pemerintah daerah, provinsi, dan pusat menjadi kunci utama untuk memastikan kelancaran proses ekspor.
Adapun inisiatif lain yang tengah digarap, lanjutnya, adalah pembangunan pasar tematik durian di Kayubura. Pasar ini dirancang sebagai pusat aktivitas durian, mulai dari konsumsi langsung hingga penjualan produk olahan seperti keripik dan dodol durian.
Dengan bnegitu, produk-produk tersebut diharapkan menjadi ikon oleh-oleh khas Parigi Moutong.
“Pemerintah Parigi Moutong, melalui dinas terkait, juga akan terus mendampingi pengembangan produk olahan agar memiliki daya saing tinggi di pasar domestik dan internasional,” ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, saat ini distribusi dan fluktuasi harga menjadi tantangan utama bagi petani durian. Sebagai solusi, pemerintah mendorong pembentukan koperasi petani durian untuk membantu mereka menjangkau pembeli langsung, meminimalkan ketergantungan pada tengkulak, dan meningkatkan nilai tambah bagi petani.
“Koperasi adalah jalan keluar terbaik untuk mengatasi masalah harga dan distribusi,” ungkapnya.
Ke depan, pemerintah juga berfokus pada pengembangan infrastruktur untuk mendukung sektor durian. Peningkatan akses jalan menuju kantong-kantong produksi dan kerja sama dengan PLN untuk memenuhi kebutuhan listrik di fasilitas packing house menjadi prioritas utama.
“Kami ingin memastikan semua aspek pendukung tersedia,” ujarnya.
Dengan infrastruktur yang memadai itu, ia meyakini produktivitas petani durian dapat meningkat secara signifikan. Olehnya, ia berharap keberadaan Abdurin dapat menjadi wadah penting bagi petani untuk menyampaikan aspirasi dan membangun jaringan hingga ke tingkat nasional.
“Kami berharap Abdurin dapat mendampingi petani dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. Dengan berbagai langkah strategis ini, Parigi Moutong siap melangkah lebih jauh, menjadikan durian sebagai simbol kebanggaan daerah dan penggerak ekonomi. Transformasi ini tidak hanya membawa manfaat bagi petani, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar durian global,” pungkasnya.
Laporan : Abdul Farid