Angkatan Kerja Sulteng Meningkat 2,76 Juta Orang di Februari 2024

oleh -199 Dilihat
oleh
Angkatan Kerja Sulteng Meningkat 2,76 Juta Orang di Februari 2024
Kepala BPS Provinsi Sulawesi Tengah, Simon Sapary. (Foto: Dok. Humas Pemprov Sulteng)

PALU, KONTEKS SULAWESI Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng), merilis data statistik tentang keadaan ketenagakerjaan Februari 2024, pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 dan indeks ketimpangan gender 2023, Senin (6/5).

Kepala BPS Sulteng Simon Sapary menjelaskan, berdasarkan survei angkatan kerja nasional (Sakernas), jumlah angkatan kerja Sulteng pada Februari 2024 sebanyak 149,38 juta orang, naik menjadi 2,76 juta orang dibanding Februari 2023. Sementara, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) naik sebesar 0,50 persen poin dibanding Februari 2023.

“Penduduk yang bekerja pada Februari 2024 sebanyak 142,18 juta orang, naik sebanyak 3,55 juta orang dari Februari 2023. Lapangan usaha yang mengalami peningkatan terbesar adalah penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 0,96 juta orang,” ungkap Simon.

Ia juga menuturkan, pada Februari 2024 sebanyak 58,05 juta orang (40,83 persen) bekerja pada kegiatan formal, naik sebesar 0,95 persen poin dibanding Februari 2023.

Selain itu, persentase setengah pengangguran pada Februari 2024 juga naik sebesar 1,61 persen poin, sementara pekerja paruh waktu turun sebesar 0,73 persen poin dibanding Februari 2023.

“Jumlah pekerja komuter Februari 2024 sebesar 7,13 juta orang, turun sebesar 0,05 juta orang dibanding Februari 2023. Kemudian, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Februari 2024 sebesar 4,82 persen, turun sebesar 0,63 persen poin dibanding Februari 2023,” jelas Simon.

Simon juga menerangkan, perekonomian Indonesia berdasarkan besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I 2024 mencapai Rp5.288,3 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp3.112,9 triliun.

Menurutnya, ekonomi Indonesia triwulan I 2024 terhadap triwulan I 2023 tumbuh sebesar 5,11 persen (y-on-y).

Dari sisi produksi, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 18,88 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 24,29 persen.

Sebelumnya, ekonomi Indonesia triwulan I 2024 terhadap triwulan terkontraksi sebesar 0,83 persen (q-to-q).

“Jika melihat dari sisi produksi, kontraksi pertumbuhan terdalam terjadi pada lapangan usaha jasa pendidikan sebesar 10,34 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 36,69 persen,” sebutnya.

Lebih lanjut Simon menjelaskan, selama triwulan I 2024 kelompok provinsi di Pulau Jawa masih menunjukkan pengaruhnya secara spasial dalam perekonomian Indonesia, dengan mencatat peranan sebesar 57,70 persen, walaupun mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 4,84 persen dibanding triwulan I 2023 (y-on-y).

Simon pun mengungkapkan, bahwa indeks ketimpangan gender (IKG) Indonesia 2023 sebesar 0,447, turun 0,012 poin dibandingkan tahun sebelumnya.

Menurutnya, perbaikan di semua dimensi menjadi faktor utama menurunnya IKG di Indonesia.

“Secara spasial, ketimpangan gender mengalami penurunan yang signifikan di sebagian besar provinsi di Indonesia,” pungkasnya.**

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *