PARIMO, KONTEKS SULAWESI – Sengketa lahan di SDN Inpres 1 Bantaya, Kecamatan Parigi, kembali menjadi perhatian. Wakil Bupati Parigi Moutong, Abdul Sahid, di dampingi Kepala dinas Pendidikan, turun langsung ke lokasi pada Senin (28/7/2025) untuk melakukan peninjauan lapangan.
Kunjungan ini merupakan bagian dari langkah awal penyelesaian persoalan yang sudah berlarut-larut sejak masa pemerintahan sebelumnya. Menurut Sahid, meski sempat ditangani, permasalahan belum tuntas secara menyeluruh.
“Kami sudah lihat langsung kondisi di lapangan dan meninjau dokumen yang ada. Ini harus segera kita selesaikan karena sebelumnya belum dituntaskan dengan baik,” ujar Abdul Sahid.
Lebih lanjut, pemerintah daerah berencana membuka dialog terbuka dengan seluruh pihak terkait untuk memperjelas status lahan. Proses ini dianggap penting agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari.
“Kita akan undang semua pihak yang berkepentingan. Tujuannya agar tidak menjadi polemik berkepanjangan. Pemerintah ingin tahu dengan jelas siapa pemilik sah lahan ini,” tambahnya.
Wabup Sahid menekankan pentingnya membuka semua dokumen yang berkaitan agar proses penyelesaian bisa berjalan transparan. Ia juga mengakui masih membutuhkan waktu untuk mendalami lebih lanjut, mengingat dirinya baru menjalani masa kepemimpinan.
“Terus terang, saya sendiri belum tahu pasti siapa pemilik lahan itu. Justru karena itu, kami akan membuka dokumen-dokumen lama agar bisa diketahui kebenarannya secara menyeluruh,” pungkasnya.
Laporan: Tommy Noho








